Rabu, 12 Oktober 2011

KLASIFIKASI

Materi Inisiasi IV
Pengantar Ilmu Perpustakaan (PUST 2227)

Saudara mahasiswa,
Kita memasuki materi inisiasi 4 yang akan membahas tentang klasifikasi yang dibahas pada modul 6. Apa yang dimaksud dengan klasifikasi ?. Klasifikasi adalah proses pengelompokkan artinya mengumpulkan benda/entitas yang sana serta memisahkan benda yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Berkaitan dengan perpustakaan, klasifikasi didefinisikan sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan materi perpustakaan lain, catalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi. Fungsi dari klasifikasi adalah (1) sebagai gawai penyusunan buku di rak dan (2) sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis.
Sedangkan tujuannya adalah untuk membantu pemakai mengidentikan dan melokalisasi sebuah materi perpustakaan berdasarkan nomor panggil dan mengelompokkan semua materi perpustakaan sejenis menjadi satu. Secara lebih khusus tujuan klasifikasi perpustakaan adalah untuk (1) menghasilkan urutan yang bermanfaat, (2) penempatan yang tepat, (3) penyusunan mekanis, (4) tambahan materi perpustakaan baru dan (5) penarikan materi perpustakaan dari rak.
Materi perpustakaan mencakup sejumlah besar subjek. Untuk membentuk subjek kompleks digunakan pendekatan hierarkis dan faset. Setiap bagan klasifikasi menggunakan system symbol untuk cirri kelas dan subdivisi kelas. Simbol untuk menunjukkan subjek serta hubugan antarsubjek ini disebut dengan notasi. Nitasi ada yang disebut notasi murni dan notasi campuran .
Materi selanjutnya yag dibahas adalah tentang tajuk subjek yang merupakan sarana lain untuk akses ke isi intelektual sebuah perpustakaan. Tajuk subjek memberikan pendekatan alfabetis secara acak pada konsep yang termuat di koleksi perpustakaan. Klasifikasi dan tajuk subjek merupakan yteknik akses alternative dan membentuk akses ke perpustakaan yang dikenal dengan katalogisasi subjek. Dalam kegiatan pengolahan materi perpustakaan, ada tiga kegiatan yang hasilnya berhubungan langsung dengan pemakai, yaitu deskripsi bibliografis, klafikasi dan penentuan tajuk subjek Satu topik lagi yang dibahas dalam modul 6 adalah tentang thesaurus, yaitu sarana pengawasan kosakata yang dipakai untuk menerjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa indeks. Dilihat dari strukturnya, thesaurus adalah daftar (senerai) kata yang nbertautan satu dengan yang lain secara semantic maupun generic Sebuah thesaurus memiliki 4 tujuan utama, yaitu (1) untuk mengontrol istilah yang digunakan dalam pengindeksan, (2) untuk menjamin melalui penyediaan bahasa terkendali, (3) membatasi jumlah istilah yang diperlukan untuk sebuah dokumen, (4) bertindak sebagai alat bantu penelusuran termasuk temubalik dari system teks bebas.

KATALOGISASI

Materi Inisiasi III
Pengantar Ilmu Perpustakaan (PUST 2227)
Materi inisiasi ketiga akan membahas tentang masalah katalogisasi yang dibahas pada modul 5 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan. Katalogisasi adalah kegiatan pengolahan materi perpustakaan untuk siap dipakai, Sementara katalog yang dipakai dalam proses pengolahan materi perpustakaan itu didefinisikan sebagai daftar materi perpustakaan yang disusun menurut cara tertentu yang ada di sebuah perpustakaan. Ada beberapa bentuk kartu katalog, yaitu bentuk buku, album dan kartu. Sedangkan untuk perpustakaan terkomputer, katalog tersimpan di komputer, yang disebut dengan Online Public Access Catalogue (OPAC). Masing-masing bentuk katalog tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian. Untuk jelasnya Anda dapat membaca pada BMP ya …… Katalog perpustakan diterbitkan untuk beberapa tujuan atau objek, yaitu ;
1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subjeknya
2. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan berdasarkan pengarang, subjek atau dalam jenis literatur tertentu.
3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisi dan karakternya.
Ada beberapa susunan katalog perpustakaan yang dibagi ke dalam 4 golongan besar, yaitu
1. Katalog abjad, yang terdiri dari katalog pengarang, judul, judul, subjek dan susunan kamus.
2. Katalog berkelas
3. Alphabetico classed catalogue
4. Katalog terbagi Materi selanjutnya yang dibahas adalah tentang deskripsi materi perpustakaan. Untuk itu ada pedoman yang diatur dalam panduan yang berjudul International Standard (for) Bibliographical Description. Seangkan organisasi deskripsi, basis deskripsi, sumber utama informasi untuk deskripsi dan aras rincian deskripsi secara detail dijelaskan dalam BMP. Materi terakhir yang dibahas dalam inisiasi ini adalah penentuan tajuk. Penentuan tajuan entri utama diatur dalam pedoman Anglo American Cataloguing Rules Second Revision 1998 (AACR2r). AACR2r dan Standar Penentuan Tajuk Entri memuat pedoman tajuk, judul seragam dan rujukan, di mana salah satu bagian yang dibahas adalah titik akses, yaitu nama, istilah, kode dan sebagainya yang digunakan untuk menelusur dan menegnali cantuman bibliografis dari materi perpustakaan. Sementara peraturan penentuan tajuk entri utama berkaitan dengan penentuan jenis pengarang, peraturan pemilihan tajuk, peraturan membentuk tajuk, peraturan penentuan tajuk khusus untuk nama-nama Indonesia . Baca dengan seksama materi-materi tersebut dalam BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan, jika ada materi yang tidak dipahami diskusikan pada forum diskusi ya ….

Salam Ace

PROFESI PUSTAKAWAN

Materi Inisiasi II
Pengantar Ilmu Perpustakaan
(PUST2227)
TUTOR: ACE S. R

Pada inisiasi kedua ini, kita akan membahas tentang pekerjaan pustakawan sebagai tenaga profesi, etika profesi dan organisasi perpustakaan. Materi tersebut dibahas pada modul 3 dan 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan, bacalah dengan seksamadan teliti,karena pemahaman tersebut akan membekali dan memperkaya diskusi kita kali ini.
Sebagai tenaga profesional yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian tertentu, seorang pustakawan juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. memiliki badan tubuh pengetahuan teoretis yang membentuk dasar inteletual profesi.
2. memberikan otonomi
3. melakukan kontrol atas perilaku praktisi melalui lisensi dan kde etik.
4. memiliki tujuan dominan berupa mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.
5. memiliki monopoli atas praktek profesi
6. Memiliki asosiasi profesional

Karena merupakan suatu profesi, organisasi profesi juga mempunyai kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.Kode etik adalah etika profesi yang diterapkan pad sebuah profesi.
Perpustakaan adalah sebuah organisasi karenadi perpustakaan bekerja sejumlah tenaga, mulai dari pembersih ruangan sampai dengan kepala perpustakaan. Kumpulan orang-orang yang bekerja di perpustakaan tergabung menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama. Perpustakaan merupakan contoh sebuah organisasi formal karena dibentik secara resmi, memiliki struktur yang sengaja dibentuk serta jelas keadaannya. Ada beberapa karakteristik perpustakaan sebagai organisasi. Anda dapat membacanya pada modul 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan ya.....!
Sebagai sebuah organsasi tentunya perpustakaan memiliki rumah tangga. Cara mengatur rumah tangga perpustakaan disebut dengan tatagerha perpustakaan.
Dalam perpustakaan, arus materi perpustakaan dari sejak dipesan sampai diterima perpustakaan dan kemudian siap dipakai oleh pembaca mengikuti tahap berikut ini,
1. Jasa teknis- Akuisisi
2. Katalogisasi dan klasifikasi
3. Persiapan untuk peminjaman
4. Jasa Pembaca
5. Pemeliharaan koleksi

Beberapa kegiatan yang ada di Perpustakaan yang meliputi administrasi umum, manajemen kepegawaian, hubungan masyarakat, pemilihan dan penyiangan bahan perpustakaan, pengadaan, pengolahan bahan perpustakaan, pendayagunaan bahan perpustakaan, pengkatalogan, klasifikasi dan pengindeksan, pemencaran informasi serta peminjaman mengakibatkan adanya beberapa tugas atau pekerjaanseorang pustakawan yang termasuk ke dalam pekerjaan untuk tenaga profesional dan untuk tenaga non profesional. Nah, sekarang tugas Andalah untuk mencoba menyebutkan kedua pembagian tugas tersebut, tidak perlu seluruhnya Anda kemukakan! Anda cukup mengemukakan beberapa saja, yang terpentingAnda memahami perbedaan kedua tugas tersebut.

KARYA ILMIAH POPULER

INISIASI 4 BI



1.       Pengertian Karya Ilmiah Populer.
Jones (1960) mengatakan karya ilmiah populer ditujukan untuk masyarakat umum, sedangkan karya ilmiah ditujukan untuk profesional. Slamet Suseno (1980) memberikan batasan tulisan ilmiah populer sebagai sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi sekaligus ditulis dengan cara penuturan yang mudah dimengerti.

2. Macam-macam Karya Ilmiah
- Laporan praktikum atau laporan buku
- Kertas Kerja/Makalah
- Skripsi
- Tesis
- Disertasi
- Textbook

3. Ciri Karya Ilmiah Populer
- berisi fakta empiris yang sudah teruji dan dapat diuji kebenarannya
- tidak subjektif
- tidak mengandung unsur spekulatif dan bersifat sensasional
- memperlihatkan kerja nalar dan bersifat analitis
- mampu menjelaskan 'mengapa' dan 'bagaimana' sesuatu yang disajikan itu terjadi
- bahasan tidak menyimpang atau melebar dari pokok/tema tulisan.

4. Bentuk Tulisan Ilmiah Populer
A. Deskriptif-naratif. Bersifat ringan, tidak membutuhkan rasa penasaran pembaca. Dinikmati secara rileks. Contoh: tulisan di koran, majalah wanita, majalah keterampilan.

B. Deskriptif-ekspositoris. Menyuguhkan kupasan tulisan yang lebih mendalam. Contoh: riwayat penemuan atau sejarah terjadinya sesuatu secara historis, atau proses pembentukan sesuatu. Berisi juga tentang penjelasan yang berkenaan dengan Mengapa dan Bagaimana. Banyak ditemukan pada majalah Intisari, Tempo, Trubus.

C. Deskriptif-argumentatif. Menyuguhkan masalah yang diikuti dengan cara pemecahan masalahnya. Contoh: Jurnal Penelitian.

HAKIKAT MENYIMAK

 INISIASI 3 : MKDU 4110

Hakikat Menyimak

Mendengar dan menyimak memiliki arti yang berbeda. Mendengar memiliki arti dapat menangkap suara. Menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Strategi menyimak
  1. Membedakan fonem dalam konteks
      Kata dari dan tari adalah kata yang berbeda, dibedakan dengan adanya huruf /d/ dan /t/. Dalam pendengaran sekilas tampak hampir sama, namun jika disimak dengan seksama ada perbedaan. Jadi dalam menyimak harus lebih diperhatikan setiap fonem dalam konteks

  1. Berlatih menangkap maksud tuturan dari sebuah kalimat
      Kita kadang salah mengertikan maksud pembicaraan seseorang, misal ada yang berbicara, ” Kucing makan tikus mati di dapur.” Mungkin tafsiran orang-orang akan berbeda. Ada yang mengira yang mati adalah kucing, ada yang menyangka yang mati adalah tikus. Jika kita tidak memperhatikan intonasi kalimat (panjang-pendek, tekanan, dan nada kalimat), kemungkinan salah tafsir itu ada.

  1. Menentukan kesalahan pengucapan sebuah kata
      Umumnya kesalahan pengucapan terletak pada kata yang berhomofon atau homograf seperti bank dengan bang, apel buah dengan apel upacara, dll

  1. Menangkap isi sebuah percakapan
      Untuk mampu menangkap isi sebuah percakapan dibutuhkan konsentrasi yang baik.

  1. Menangkap isi sebuah wacana ilmiah dan nonilmiah
      Menyimak wacana baik ilmiah dan nonilmiah lebih difokuskan pada ide atau gagasan yang dinilai penting bagi penyimaknya. Konsentrasi sudah pasti diperlukan.

HUBUNGAN ANTAR KETERAMPILAN BERBAHASA


INISIASI 2 TUTON BAHASA INDONESIA (MKDU4110)

Hubungan Antarketerampilan Berbahasa

Empat keterampilan berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.

Perhatikan tabel berikut ini.


Keterampilan Berbahasa
Sifat
Lisan
Tulis
Menyimak
Membaca
Reseptif
Berbicara
Menulis
Produktif

Saudara melalui tabel ini kita kaji hubungan antarketerampilan berbahasa. Kita lihat hubungan ini dari segi ragam. Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama. Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling memberi masukan atau interaktif.

Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik.

Sebagaimana menyimak dan berbicara, keterampilan membaca dan menulis juga dapat berganti peran. Ketika Anda menerima surat, Anda membacanya. Anda menjadi pembaca. Ketika Anda menulis surat balasan maka Anda menjadi penulis.

Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.

Keterampilan berbahasa yang memiliki sifat sama pasti memiliki hubungan yang erat. Keterampilan menyimak dan membaca keduanya bersifat reseptif. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan membantunya ketika memahami isi bacaan, demikian pula sebaliknya; pengetahuan yang diperoleh dari bacaan atau hasil membaca akan menjadi skemata yang akan membantu dalam memahami isi simakan. Artinya, kedua keterampilan berbahasa reseptif ini selalu saling mendukung. Dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya.

Antarketerampilan berbahasa produktif juga memiliki hubungan yang erat. Seorang penyaji seminar selain pintar berbicara ketika mempresentasikan makalahnya juga pandai menulis bahan seminar.

KAJIAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN


INISIASI 4 Pengembangan Koleksi (PUST2230)

KAJIAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN
TUTOR : DJAKA WASKITA

Untuk lebih meyakinkan tentang bahan pustaka apa yang dibutuhkan serta layanan apa yang diinginkan oleh masyarakat yang akan dilayani dalam lingkungan perpustakaan, perlu adanya suatu analisis terhadap masyarakat yang akan dilayani  tersebut. Dengan mengetahui kebutuhannya, maka kebijakan pengembangan koleksi yang akan dibuat semakin akurat, sesuai dengan tujuan setiap perpustakaan yaitu dapat menyediakan bahan pustaka yang tepat untuk pengguna yang tepat, dan dalam waktu yang tepat. Dalam rangka melakukan kajian tentang kebutuhan informasi pengguna perpustakaan tersebut perlu  ditentukan beberapa hal, seperti:
1) Siapa yang akan melakukan pengumpulan data?
2) Informasi apakah yang diinginkan oleh perpustakaan?
3) Bagaimana metodenya untuk menghasilkan informasi yang diinginkan?
4) Bagaimana memanfaatkan data itu?
Kajian pengguna ini bermanfaat sekali tetapi memakan waktu dan biaya yang besar. Untuk itu perlu perencanaan yang matang. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam melaksanakan kajian adalah mengetahui data apa yang dibutuhkan oleh perpustakaan, langkah kedua adalah mengetahui bagaimana data itu diperoleh, dan langkah ketiga adalah bagaimana menganalisis data tersebut?

Setiap jenis perpustakaan melayani kelompok-kelompok pengguna dengan ciri-ciri tertentu, sehingga diperlukan perencanaan yang matang, jasa-jasa apa yang sesuai dengan kebutuhan pemakai tersebut. Perencanaan tersebut akan berhasil jika didasarkan atas pengetahuan yang cukup mendalam mengenai masyarakat yang harus dilayani.

Layanan-layanan perpustakaan, seperti juga koleksinya, haruslah didasarkan pada pengertian pada komunitas yang dilayani dan informasi yang diinginkan serta dibutuhkan. Pengetahuan akan komunitas yang dilayani adalah kunci untuk pengembangan koleksi yang efektif, yang akibatnya adalah juga pelayanan yang efektif. Sebenarnya tidak mungkin, dan juga tidak perlu, mengumpulkan informasi tentang semua aspek kehidupan dari pelanggan yang dilayani. Namun demikian, semakin banyak pustakawan pengembangan koleksi tahu tentang peran pekerjaan pelanggan, minat umum, pendidikan, perilaku informasi dan komunikasi, serta nilai-nilai dan karakteristik yang berkaitan dengan pelanggan, semakin mungkin bahwa koleksi perpustakaan mampu memberikan informasi yang diinginkan pada saat populasi yang dilayani membutuhkannya. Pada dasarnya kajian komunitas dapat dibagi dalam empat jenis pendekatan, yaitu:
1) pemberi informasi kunci
2) forum komunitas
3) indikator sosial
4) survei lapangan
Keempat pendekatan itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perpustakaan bisa menggunakan semua pendekatan tersebut, baik secara tunggal maupun dikombinasikan, tergantung pada kebutuhan ataupun keadaan di lapangan. Namun, metodologi yang dikombinasikan merupakan pendekatan yang baik, karena dapat memastikan akan diperoleh data yang tidak bias. Pertanyaan paling penting yang diajukan setelah pelaksanaan kajian kebutuhan pengguna adalah: Apakah tujuan pelayanan perpustakaan yang sekarang ini sudah sesuai dengan tingkatan kebutuhan komunitas? Bila jawabannya belum, maka pastikan akan ada perubahan secara terencana.